SALAM

Salam selamat datang buat yang telah bersedia meluangkan waktu yang sangat berharga untuk melongok blog ini serta terima kasih buat yang bersedia meninggalkan catatan berupa komentar, saran dan pendapat pada kolom yang telah disediakan.


joe
http://www.joeoflife.blogspot.com/

Selasa, 03 Maret 2009

Siapa Yang Gebleg coba ?

Beberapa waktu ini, gw lebih suka nonton TV kabel either AXN or Starworld. Kenapa gw sampai tiba-tiba sukan nonton TV luar ? .... Bukan.. bukan karena gw nggak nasionalis tapi emang TV kabel baru aja masuk daerah tempat tinggal, jadi gw sedikit mengalami euforia (agak bombastis memang dan ketahuan kalau gw norak dan kampungannya).

Sebetulnya gw tadinya masih suka nonton TV lokal, terutama untuk yang sifatnya news (berita) dan nggak suka nonton sinetron.

Kenapa gw sampai nggak suka sinetron, yah seperti pada umumnya orang Indonesia yang nggak suka sinetron, jawabannya adalah sinetron Indonesia lebih banyak klise, nggak mendidik, menjual mimpi dsbnya.

Coba perhatiin deh, untuk jadi pemain sinetron di Indonesia syaratnya cukup gampang kok :
1. punya tampang ok
2. gampang nangis (berlaku buat pemain sinetron cewek)
3. modal teriak atau muka sadis (coba lihat MeBel)
(** gw cuma punya kriteria nomor 1, nomor 2 hanya terjadi ketika bokap gw meninggal, no. 3 ada, wah berarti gw harusnya pantes main sinetron dong**).

Cuma tetap aja gw nggak minat main eh maksudnya nonton sinetron karena alasan diatas. Pengecualian kalau yang main si Sandra Dewi gw kadang selintas nonton juga, tapi bukan perhatiin sinetronnya hanya perhatiin si Sandra Dewi aja. (agak diskriminatif yah gw).

Nah kalau alasan gw suka nonton berita dari TV lokal, selain alasan biar nggak geblek-geblek amat terhadap berita terkini juga buat penyegaran mata. Lho kok ? lha iya penyiarnya (istilahnya news anchornya) yang cewek itu khan bikin seger, apalagi kalau nontonnya pagi hari setelah bangun tidur.

Cuma 5 hari yang lalu, minat gw untuk nonton news (berita) dari TV lokal ikut-ikutan mendelep. Terutama di salah satu TV lokal. Kenapa ? karena pencari berita di TV lokal itu kok kayaknya nanya sesuatu yang nggak perlu lagi ditanyain. Gw menyebutnya It's gebleg question i ever heard.

Pada saat itu, gw lagi nonton berita TV lokal yang memberitakan bahwa seorang tersangka pembunuhan dibebaskan sementara dari tahanan polisi karena ada 9 saksi yang menyatakan bahwa si tersangka bukan pembunuhnya. Setelah itu ditampilkan wawancara antara pencari berita (PB) dengan Tersangka (T) serta pencari berita (PB) dengan ibu Korban (IK).

Wawancara PB dengan T:
PB : Jadi Bapak keluar hari ini ?
T : ya
PB : Bagaiman perasaan Bapak bisa keluar ?
T : Senang
PB : Berarti Bapak bukan yang membunuh korban ?
T : Bukan

Wawancara PB dengan IK:
PB : Ibu sudah mendengar T dibebaskan ?
IK : sudah
PB : Bagaimana perasaan ibu ?
IK : saya sangat kecewa kenapa sampai dibebaskan ?
PB : ada lain yang ingin sampaikan ?
IK : Yah saya mengingatkan masalahnya tidak hanya selesai sampai disini, saya bingung polisi itu khan tugasnya menegakan hukum, kok ini malah dibebaskan. Pokoknya masalahnya saya anggap belum selesai dan tersangka tetap saya anggap pembunuh.

Nah see..... kalau lihat petikan wawancara diatas bener2x keterlaluan khan. Yah pertanyaan itu khan jelas kalau ditanyakan ke tersangka jawabannya apa, dan kalau di jawab ke pihak keluarga korban jawabannya apa. Jadi buat apa ditanyain lagiiiiii.

Sekarang terkait dengan judul tulisan ini, mohon dibantu dijawab pertanyaan ini "Siapa yang gebleg ? " dengan kualitas pemberitaan seperti itu apakah :
1. Yang diwawancara karena menjawab pertanyaan yang dia sendiri udah tahu jawabannya;
2. Pencari berita yang menanyakan pertanyaan yang nggak perlu ditanyain; atau
3. Gw yang nonton berita nggak mutu ?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

kmarin gw baru buat artikel mengenai tata cara berjunalis ria, ternyata dalam artikel tersebut disebutkan bahwa dalam dunia broad casting tv (hanya jurnalistik tv lhooo)

ada yang namanya "how are you doing?" question, hal tersebut gunanay adalah membentuk kutipan suara yang ada dan menentukan sejauh mana berita tersebut ter-lead...


oke bahasa yang enaknya, dengan bapak wartawan nanya kayak gtu, maka dia bisa mendapatkan kesan asli dari orang yang terkait dengan berita secara langsung dan membawa penonton untukmenyimpulkan sendiri berita yang ada.

karena tujuan jurnalis adalah untuk mendidik penonton, bukan mendikte mereka....(ethicnya sii, tapi kita bisa liat sendiri di dunia nyata hehehe)

It's Me Joe mengatakan...

Terima kasih atas komentarnya mas or mbak senna. Saya sebetulnya mau baca artikel sampeyan tapi ndak tahu baca dimana :)