SALAM

Salam selamat datang buat yang telah bersedia meluangkan waktu yang sangat berharga untuk melongok blog ini serta terima kasih buat yang bersedia meninggalkan catatan berupa komentar, saran dan pendapat pada kolom yang telah disediakan.


joe
http://www.joeoflife.blogspot.com/

Sabtu, 14 Maret 2009

Pilihan dalam Pemilu Legislatif : memilih atau tidak ?

Sore hari Jumat tanggal 13 Maret 2009 yang lalu sebelum pulang kantor, gw, atasan dan kolega ditempat kerja bicara-bicara tentang masalah Pemilu Legislatif tanggal 9 April 2009.

Dalam pembicaran itu gw kasih gambaran tentang Pemilu kali ini yang berbeda dengan pemilu yang sebelum-belumnya. Kenapa bisa berbeda ?

Pemilu sebelum-sebelumnya kita selalu memilih partai yang didalamnya juga ditampilkan gambar caleg-caleg dari partai tersebut dari nomor 1 sampai dengan nomor kesekian. Nantinya kalau partai itu menang maka proporsi suaranya akan dibagi sesuai nomor yang pertama sampai yang terakhir (makanya dulu dikenal dengan istilah "caleg dengan nomor urut jadi" dimana yang nomor urut pertama kemungkinan akan jadi caleg). Model seperti ini ditenggarai (bahasa apaan tuh?) membuka peluang jual beli nomor di partai tersebut, sehingga hanya calon yang punya uang lah yang berpeluang sedangkan untuk yang tidak punya uang tinggal bermimpi.

Nah, untuk Pemilu kali ini sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) akan merubah aturan main Pemilu sebelumnya yaitu dengan membuka kemungkinan memilih orang yang dicalonkan oleh partainya. Jadi kali ini mau nggak mau caleg dari suatu partai harus berebut banyak suara dan mengkampanyekan dirinya sendiri. Caleg nomor urut jadi nggak bisa ongkang-ongkang kaki lagi karena ada kemungkinan malah kalah dari caleg yang nomor urut buncit.

Kembali ke bincang-bincang gw di kantor. Gw kasih info ke para kolega kalau pilihan kali ini langsung nyontreng ke Caleg. Nah yang jadi masalah pribadi gw adalah gw nggak tahu dan nggak kenal caleg yang ada. Kalau gw tetep milih caleg yang nggak gw kenal terus ternyata nantinya caleg gw masuk ke DPR, dan setelah itu kemudian tidak memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara, ngabisin anggaran negara dengan jalan2x pakai uang rakyat ke luar negeri and the worst case tertangkap oleh KPK dalam kasus Korupsi gw juga jadi harus ikut turut bertanggung jawab atas pilihan gw. Karena gimana juga dia belum tentu masuk jadi anggota DPR kalau nggak gw pilih. Gw turut andil "jadi pemegang saham" disini.

Yang lebih serba salah lagi adalah calon yang gw tahu (dhi. umumnya anggota DPR eksisting saat ini) kok nggak ada yang integritasnya OK yah. Boro-boro bicara integritas ding, memberikan kontribusi ke konstituennya (aduh istilahnya kenapa susah-susah) nggak pernah !!!! Faktanya bisa dilihat harga-harga semakin mahal dan rakyat semakin banyak yang susah.

Seandainya diantara Caleg itu ada nama bokap gw pasti gw pilih bokap gw (KKN banget...). Cuma sayangnya bokap udah masuk surga (kayaknya beliau lagi ikut Pemilu di surga).

Akhirnya gw hanya bisa bimbang apakah harus memilih atau tidak ikut memilih. Bingunggg.....

Lalu bagaimana dengan sikap anda para pemilih sekalian ?


(Catatan : sebetulnya pilihan dengan memilih orang ini sepertinya mengadopsi dari sistem pemilihan di Amerika. Sistem ini sebetulnya bagus karena calon legislatif diminta untuk bekerja keras dengan turun sampai ke masyarakat bawah dengan memberikan kontribusi kepada masyarakat dan pemilih hanya akan memilih orang yang diketahuinya. Contohnya bisa dilihat dari cara Barack Obama ketika akan dipilih menjadi senator (sebelum jadi presiden). Cuma kalau di Indonesia kok pilihan calegnya seperti itu sih).


4 komentar:

Daffodil mengatakan...

pasti jutaan orang mikirnya sama.apalagi calon pemilih terdidik yg udah melek politik....

pertanyaannya,mending tau banyak trus jd bingung.... ato ngga tau apa apa n trus nyoblosnya... eh...nyontrengnya jadi lebih ngga stress? ;-)

It's Me Joe mengatakan...

gw sebetulnya udah males mikir... tapi kok bisa ada banyak pilihan caleg bahkan bergelar professor Doktor kok nggak ada yang kontribusinya gw rasakan sedikit aja sehingga gw bisa ambil keputusan untuk milih caleg tersebut....

Anonim mengatakan...

Dimana2 kalo mo berkecimpung dlm politik emang harus modal atuh.... itu syarat utama. baru kalo dah ngetop bisa banyak dpt sponsor. umumnya kita orang milih langsung caleg krn kita kenal & mgkn berharap nantinya ada timbal baliknya, pa lagi kalo kita jd sponsor tuu caleg. Dlm kasus di d indo/amerik biasanya kita ngga' feel guilty amat kalo kita ternyata milih caleq yg salah dlm artian doi ngga' ber perform seusai yg kita2 harapkan, krn khususnya di Asia, sifat ego, lupa diri, kacang lupa kulitnya, OKB masih mendarah daging. apalagi kita hanya sebagian kecil dr seluruh jumlah masyarakat indo....itulah yg dibilang kita sebenernya belon siap berdemokrasi tapi maksain. mending juga kita system diktator kaya' dulu, tp asal pemimpin kita juga jgn kelamaan duduk diatas, yah max 10 taon lah.....krn mimpin indo ngga' gampang...5 taon period utk president mimpin indo itu ngga gampang untuk unjuk gigi....

regards,

Lela

It's Me Joe mengatakan...

@ Lela :
Wah gw lihat kalau di Indonesia orang mau duduk di DPR cuma buat cari Return (income) yang lebih gede. Jadi berapa yang dikeluarin buat kampanye, setelah duduk di DPR harus memberikan return yang lebih besar.