



Btw, pasti bingung khan dengan judul istilah backpacker setengah.
Ini karena dalam perjalanan liburan pakai tas backpack besar (biasa buat naik gunung katanya) yang bisa setinggi kepala sampai pinggang, cuma sejatinya backpacker katanya harus ada rasa nggak nikmat (kalau nggak mau dibilang sengsara) dalam melakoni perjalanan, yaitu antara lain:
- naik kendaraan atau angkutan yang murah (kalau nggak mau dibilang kelas ekonomi atau kluthuk class) dan
- penginapan juga murah yang artinya selain harga murah tanpa AC (Air Conditioner) tapi cukup pakai ac (angin celah) dan juga nggak boleh tuh ada hot water buat mandi.
Oh yah ketika sedang melakoni liburan dengan style backpacker (setengah) ada seorang teman yang tahu kalau gua lagi backpackeran dan sms begini : "joe, loe itu khan pejabat, masa seh liburan kok backpackeran. Pejabat nggak pantes lagi".
Emang sih temen yang sms ini ada benarnya, karena jelek-jelek begini gw khan pejabat RT, tapi khan cuma pejabat RT, nggak pengaruh apa2x. Lagian pula, temen yang sms itu sebetulnya setengah kecele kalau tahu fakta dan cerita yang terjadi, yah itu tadi karena sebetulnya cuma backpacker setengah.
Fakta dan ceritanya yang terjadi mengenai backpacker setengah adalah sebagai berikut sodara-sodara:
- Sejak berangkat dari jakarta naiknya Kereta Api kelas eksekutif Taksaka, begitu pula dengan kepulangan kembali ke Jakarta tetep naik Kereta Api kelas eksekutif Argodwipangga. Angkutan kelas ekonomi yang gw naikin adalah saat dari Solo ke Semarang yaitu Kereta Api (KA) Pandanwangi (yang pasti kalau mau coba jangan harapkan bertemu dengan wangi (bau) pandan yah... jauh bo). Tiket KA Pandanwangi murah meriah cuma Rp 13.000,-. Sesuai jadwal KA Pandanwangi sekitar 2 jam 30 menitan lah. Namun sesuai kata pepatah ada harga ada rupa, yang terjadi KA Pandanwangi baru sampai semarang sekitar 4 jam. Gimana nggak wong tiap ada bangunan yang namanya stasiun KA Pandanwangi pasti berhenti. Karena kapok tidak on schedule, maka pulang ke solo diputuskan tidak lagi naik KA naik travel Cipaganti yang baru buka rute baru di Joglosemar dengan harga tiket Rp 40.000,-. Kendaraan umum kelas ekonomi lainnya yang digunakan adalah bus umum jurusan Semarang ke Ambarawa yang cuma Rp 6.000,-
- Nah sekarang cerita penginapan. Selama menjalani ritual perjalanan backpacker di joglosemar penginapannya yang digunakan adalah rumah keluarga sodara dan penginapan yang ada AC-nya. Di rumah sodara selain pakai AC juga bisa mandi pakai air anget, ada dispenser ada kulkas. Waduh, bener-bener bukan backpackerlah untuk penginapan.
Untuk sementara itu dulu prolognya, dan cerita lanjutannya secara detail akan dilanjutkan nanti. Sekalian alasan biar ada bahan buat update isi blog ini. So tunggu saja cerita selanjutnya.
Source photo of central java map taken from http://www.indonesia-tourism.com/central-java/map/index.html